Selasa, 24 Juni 2014

KRIDA PPB

 

 SAKA BHAYANGKARA 

POLSEK CIBUNGBULANG

 

 

 

KRIDA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ( PPB )

 
 

 Sejarah SAR Nasional



Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR.


Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.


Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil.


Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.


Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.


Pada tahun 1968 juga, terdapat proyek South East Asia Coordinating Committee on Transport and Communications, yang mana Indonesia merupakan proyek payung (Umbrella Project) untuk negara-negara Asia Tenggara. Proyek tersebut ditangani oleh US Coast Guard (Badan SAR Amerika), guna mendapatkan data yang diperlukan untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan organisasi SAR di Indonesia.

 

 

Pencegahan dan Penanggulangan Bencana ( PPB ) adalah tindakan yang pertama kali kita lakukan guna membantu dalam mengevakuasi korban bencana alam maupun kebakaran. Alat-alat yang digunakan untuk pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :


1.  Alat - alat / bahan tradisional, antara lain :

  • Karung yang dibasahkan

  • daun yang masih hijau

  • Pasir

  • Tanah

  • Air

2.  Alat - alat Modern, antara lain :

  • Mobil pemadam kebakaran

  • Tabung gas

  • Skop dan pacul


Adapun cara memadamkan kebakaran besar, yaitu dengan mencari posisi arah angin bertiup maksudnya agar supaya sewaktu memadamkan api, kita terhindar dari segala sesuatu yang tak terduga. Adapun cara memadamkan kabakaran kecil yaitu apabila kita memakai alat modern atau alat tradisional kita padamkan langsung pada sumber api.


SAR adalah menemukan dan menyelamatkan, artinya menemukan korban terlebih dahulu kemudian diselamatkan. SAR terbagi menjadi dua, yaitu :

1.  SAR  Laut,  kegiatan  mencakup  yang  ada  dilaut saja. Cara - cara untuk menolong korban 

     dilaut :

  • Kita tolong korban tersebut apabila sikorban masih hidup.

  • Sikorban dibawa ke daratan, agar mudah membawanya kedarat maka korban tersebut kita pingsankan untuk sementara.

  • Setelah sampai didarat kira periksa denyut nadi sikorban.

  • Lalu memberi bantuan pernafasan.

  • Mengeluarkan air didalam perut sikorban.

  • Peralatan - peralatan SAR Air :


  1. Pelampung

  2. Pesawat HT

  3. Makanan tambahan 


2.  SAR  Darat, kegiatannya mencakup yang didarat saja, antara lain :

  • Meluncur dari tebing

  • Memanjat tebing

  • Merayap diatas tambang

  • peralatan - peralatan SAR Darat :

  1. Tali Panjang (Wiming)

  2. Tali jiwa

  3. Seneplin atau karabiner 

  4. Vigur EH

  5. Palu (Hammer)

  6. Paku pet


Dalam SAR kita harus memenuhi 2 syarat untuk menolong korban, yaitu pintar berenang dan tenaga yang cukup. Cara memberi bantuan pernafasan :

  • Ditidurkan terlebih dahulu

  • Periksa urat nadi

  • Kedua tangan dipompa (3x)

  • Tangan ditolak kedepan (3x)

  • Ditekan jantung sebanyak 3x

  • Kepala ditongkak keatas

  • Hidung ditutup

  • Masukan udara melalui mulut, kalau tidak bereaksi diulang lagi

  • Lalu dibawa ke rumah sakit, untuk ditangani lebih lanjut (ahli)


Kecakapan - kecakapan didalam krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana :

  1. Kecakapan pencegahan kebakaran.

  2. Kecakapan pemadam kebakaran.

  3. Kecakapan rehabilitasi korban kebakaran.

  4. Kecakapan pengetahuan kerawanan bencana.

  5. Kecakapan pencarian korban.

  6. Kecakapan penyelamatan korban.

  7. Kecakapan pengetahuan satwa.


    sumber : buku dan saka bhayangkara polres kukar